" Lebih Baik Tidak Berhijab Tetapi Sopan Daripada Berhijab Tetapi Masih Suka Membicarakan Aib atau Kejelekan Orang Lain "

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarokatuh๐ŸŒป.

Nama                       : Zahrina Anggita
Kelas                        : X - MIA 5
No. Absen               : 35
Asal Sekolah           : SMAN 1 Kab.Tangerang
Mapel                       : Pendidikan Agama Islam
Guru Pembimbing : Ibu Rizka Susilawati M.Pd
Hari dan Tanggal   : Selasa, 05 November 2019

                    - ๐Ÿง๐Ÿง๐Ÿง๐Ÿง๐Ÿง๐Ÿง๐Ÿง๐Ÿง๐Ÿง๐Ÿง-

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarokatuh, everyone!๐ŸŒป
Ahlan Wa Sahlan, ya ukhti wa akhii !๐ŸŒป
Kaifa Haalukum Jamii’an ? Alhamdulilah Innana Bikhoiri. MasyaAllah Allahuakbar !๐Ÿค—๐Ÿค—.

Hari ini, aku sama temen temen aku mau berbagi sedikit informasi ke kalian semua
aku kenalin dulu ya temen temen aku !
Kelompok : AL-Latiif
Anggota :๐ŸŒธ Andira Pramudita
                 ๐ŸŒธ Ayunda Nur Afifah Handayani
                 ๐ŸŒธ Marshanda Miftahul Jannah
                 ๐ŸŒธ Nursafria Halillah
                 ๐ŸŒธ Zahrina Anggita

Kali ini aku sama temen - temen aku, mau bahas tentang pernyataan " Lebih Baik Tidak Berhijab Tetapi Sopan Daripada Berhijab  Tetapi Masih Suka Membicarakan Aib Atau Kejelekan Orang Lain ".
Sebelumnya, kalian pernah dengar tidak kata-kata itu ? Sepertinya, sudah ya karena kata-kata itu sudah tidak asing di telinga kita mengingat peradaban zaman saat ini, dan melihat arus globalisasi yang mempengaruhi tingkah laku para kaum adam dan hawa pada saat ini.

Oke, mari kita mulai pembahasannya :)

ุจุณู… ุงู„ู„ู‡ ุงู„ุฑุญู…ู† ุงู„ุฑุญูŠู… 

Sebelum kita mulai menjelaskan tentang inti, aku mau mengemukakan semua pendapat teman teman aku beserta aku disini. Pendapat kita beragam tetapi, InsyaAllah masih berada di jalan yang sama๐ŸŒป.



Pendapat Zahrina : InsyaAllah saya sudah membiasakan diri untuk menutup aurat, tetapi terkadang di dalam lingkungan rumah, seperti di teras rumah belum memakai, tetapi jika keluar rumah, InsyaAllah sudah. Pendapat saya tentang pernyataan diatas. Menurut saya, berhijab 
sudah menjadi kewajiban bagi setiap perempuan yang sudah baligh untuk menutup aurat. Karena 
jika, 1 helai rambut seorang wanita terlihat oleh lelaki yang bukan ,ahram nya, maka akan mendekatkan langkah seorang ayah ke neraka. Dan menurut saya, jika seorang perempuan sudah menutup aurat, lambat laun pasti akhlak nya akan berubah menjadi lebih baik, karena pasti kita akan merasa malu ketika menutup aurat tetapi berkelakuan yang tidak baik, salah satunya adalah membicarakan aib orang atau gibah. 

Pendapat Andira : InsyaAllah sudah, namun ketika di lingkungan rumah seperti teras atau taman di depan rumah masih belum berhijab. Tetapi, aku sedang beusaha berbusana muslim ketika keluar rumah agar tidak menjerumuskan aku dan ayahku ke dalam neraka. Pendapat saya tentang pernyataan di atas, lebih baik berhijab dulu tetapi masih suka ngegibah ( ngomongin kejelekan orang lain ), karena, ketika kita berhijab diri, maka kita akan berusaha untuk menjadi muslimah yang baik. sehingga lama kelamaan keinginan ngegibah pun hilang karena malu.

Pendapat Nursafria : InsyaAllah sudah. jika keluar rumah saya sudah membiasakan diri saya menutup aurat, karena saya tahu bahwa menutup aurat itu hukumnya wajib. Menurut pendapat saya dari pernyataan di aatas, lebih baik berhijab walaupun masih suka membicarakan aib orang. Karena berhijab merupakan suatu kewajiban sebagai seorang perempuan muslim, apalagi jika sudah baligh. dengan kita memakai hijab, perlahan-lahan kebiasaan kita yang suka membicarakan aib orang akan hilang. dan juga jika aurat kita tertutup, InsyaAllah akan terbentuk suatu akhlak dari diri kita seiring berjalannya waktu.

Pendapat Ayunda : InsyaAllah sudah, tetapi terkadang di dalam lingkungan rumah, seperti di teras

 rumah, ketika berjelan ke rumah tetangga masih belum bisa menutup aurat, tetapi InsyaAllah jika keluar rumah ketika ingin membeli sesuatu saya sudah berbusana muslim. Menurut pendapat saya dari pernyataan di atas, lebih baik tidak berhijab tetapi sopan. Karena apa ? karena walaupun dia tidak memakai hijab, tetapi dia sopan, dan tidak memakan daging saudara kita sendiri, walaupun dia tidak memakai hijab, dia akan bisa lebih menghormati orang lain walaupun saya tahu bahwa sebagai seorang muslim wajib memakai hijab, tetapi pasti orang yang bisa menghargai orang lain, bisa lebih sopan. Pasti orang itu akan ada niatan untuk berhijab, karena dia sudah menjalankan Hablum Minannas.

Pendapat Marshanda : Terkadang saya masih belum terbiasa untuk menutup aurat, tetapi saya harus membiasakan diri, seperti keluar rumah, menjaga warung, dan bepergian. Karena kalau
tidak dibiasakan akan timbul kebiasaan yang sangat tidak baik, yaitu tidak menutup aurat. Menurut pendapat saya lebih baik tidak berhijab tetapi sopan, karena kalau kita sopan kita lebih dihargai oleh orang lain, jadi kalau kita dihargai oleh orang lain kita akan sadar sendiri dan memakai hijab. Karena apa ? karena kalau kita sadar sendiri berarti kita sudah tau kewajiban seorang muslimah untuk memakai hijab. Daripada memakai hijab tetapi masih suka membuka aib orang lain, sama saja kita membuka aib kita sendiri sebagai muslimah, dan percuma kalau pakai hijab tetapi masih membuka aib orang lain artinya sama saja kita mendosa.




Seringkali pasti terdengar di telinga kita tentang argumen-argumen yang membicarakan hijab dan kelakuan/akhlak, seperti contohnya yang mungkin sudah tidak asing terdengar yaitu : 

”Lebih baik saya berjilbab hati dulu, daripada berjilbab tetapi hatinya tidak berjilbab.”

”Saya belum bisa memperbaiki perilaku saya, saya belum siap pakai jilbab jadi saya nanti aja pakai jilbabnya.”

Mungkin saja, kata-kata itu yang menjadi pemicu/pengaruh seorang akhwat untuk menunda memakai jilbab.
Sebenarnya, ketika seorang wanita telah memasuki masa baligh, wanita teesebut sudah diwajibkan untuk memakai hijab. bahkan, wajib sekali untuk menutup aurat. 
Mungki sebenarnya, dari pernyataan diatas, tidak ada yang masuk dalam kriteria, tetapi yang harus kita imani terlebih daluhu adalah bahwasanya berjilbab adalah kewajiban mutlak bagi para kaum hawa yang sudah memasuki masa baligh. kalau menurut saya, soal akhlak atau moral, nanti setelah kita memenuhi kewajiban sebagai seorang muslimah yang baik, InsyaAllah pasti akhlak dan moral lambat laun akan berubah seiring dengan kedewasaan kita. Kita pasti akan merasa malu jika memakai hijab tetapi masih berkelakuan tidak baik. Seperti yang tercantum di dalam ayat berikut ini tentang perintah menutup aurat.

“ Dan hendaklah mereka menutupkan kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putera, mereka atau putera - putera suami mereka, atau saudara sudara laki laki mereka, atau putera-putera saudara laki - laki mereka, atau putera - putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak anak yang belum mengerti tentang aurat wanita." [ QS.AnNur(24):31]

Seharusnya pernyataan itu direvisi, dengan. Bila seorang wanita sudah menutup aurat tetapi belum memperbaiki akhlak, segera lengkap dengan akhlak yang baik agar menjadi sempurna, dan jika seorang perempuan sudah berakhlak baik, segera menutup aurat agar menjadi lebih sempurna dan lebih indah dimata Allah SWT. 

Perintah untuk menutup aurat juga tercantum di dalam Q.S Al-ahzab ayat 69 berikut ini.

ุง ุฃَูŠُّู‡َุง ุงู„ู†َّุจِูŠُّ ู‚ُู„ْ ู„ِุฃَุฒْูˆَุงุฌِูƒَ ูˆَุจَู†َุงุชِูƒَ ูˆَู†ِุณَุงุกِ ุงู„ْู…ُุคْู…ِู†ِูŠู†َ ูŠُุฏْู†ِูŠู†َ ุนَู„َูŠْู‡ِู†َّ ู…ِู†ْ ุฌَู„َุงุจِูŠุจِู‡ِู†َّ ۚ ุฐَٰู„ِูƒَ ุฃَุฏْู†َู‰ٰ ุฃَู†ْ ูŠُุนْุฑَูْู†َ ูَู„َุง ูŠُุคْุฐَูŠْู†َ ۗ ูˆَูƒَุงู†َ ุงู„ู„َّู‡ُ ุบَูُูˆุฑًุง ุฑَุญِูŠู…ًุง

Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka." Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Ahzab : 59)  

B. Kandungan Al-Qur'an Surat Al-Ahzab Ayat 59. Dalam ayat ini, Rasulullah Saw. diperintahkan untuk menyampaikan kepada para istrinya dan juga sekalian wanita mukminah termasuk anak-anak perempuan beliau untuk memanjangkan jilbab mereka dengan maksud agar dikenali dan membedakan dengan perempuan non mukminah. Hikmah lain adalah agar mereka tidak diganggu. Karena dengan mengenakan jilbab, orang lain mengetahui bahwa dia adalah seorang mukminah yang baik. Pesan al-Qur’an ini datang menanggapi adanya gangguan kafir Quraisy terhadap para mukminah terutama para istri Nabi Muhammad Saw. yang menyamakan mereka dengan budak. Karena pada masa itu, budak tidak mengenakan jilbab. Oleh karena itulah, dalam rangka melindungi kehormatan dan kenyamanan para wanita, ayat ini diturunkan. Islam begitu melindungi kepentingan perempuan dan memperhatikan kenyamanan mereka dalam bersosialisasi. Banyak kasus terjadi karena seorang individu itu sendiri yang tidak menyambut ajakan al-Qur’an untuk berjilbab. Kita pun masih melihat di sekeliling kita, mereka yang mengaku dirinya muslimah, masih tanpa malu mengumbar auratnya. Padahal Rasulullah Saw. bersabda: “Sesungguhnya rasa malu dan keimanan selalu bergandengan kedua-duanya. Jika salah satunya diangkat, maka akan terangkat kedua-duanya.” (Hadis Sahih berdasarkan syarah Syeikh Albani dalam kitab Adabul Mufrad). Dalam tafsir al-Jalalain dijelaskan maksud ayat diatas sebagai berikut, (Hai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang Mukmin, "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka") lafal Jalaabiib adalah bentuk jamak dari lafal Jilbaab, yaitu kain yang dipakai oleh seorang wanita untuk menutupi seluruh tubuhnya. Maksudnya hendaknya mereka mengulurkan sebagian daripada kain jilbabnya itu untuk menutupi muka mereka, jika mereka hendak keluar karena suatu keperluan, kecuali hanya bagian yang cukup untuk satu mata. (Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah) lebih gampang (untuk dikenal) bahwasanya mereka adalah wanita-wanita yang merdeka (karena itu mereka tidak diganggu) maksudnya tidak ada orang yang berani mengganggunya, berbeda halnya dengan hamba sahaya wanita, mereka tidak diperintahkan untuk menutupi mukanya, sehingga orang-orang munafik selalu mengganggu mereka. (Dan adalah Allah Maha Pengampun) terhadap hal-hal yang telah lalu pada kaum wanita Mukmin yang merdeka, yaitu tidak menutupi wajah mereka (lagi Maha Penyayang) kepada mereka jika mereka mau menutupinya.

Jadi menurut saya, solusi yang tepat untuk menengahi kedua pernyataan diatas adalah.
 Bagi wanita muslimah yang sudah berkerudung dan merasa kalau akhlak atau perilakunya masih jauh dari akhlak seorang wanita muslimah yang sebenarnya, jangan terhasut dengan pernyataan "Buat apa berkerudung kau kelakuannya tidak baik". Lebih baik, biarkan kerudung itu tetap melekat bersamamu dan kamu terus berusaha untuk memperbaiki akhlak atau
perilakumu.

Jadi, kesimpulannya perlahan-lahan penuhi kewajiban dan perbaiki akhlakmu, karena identitas atau jati diri seorang muslimah adalah jilbab dan akhlaknya, akhlak tanpa jilbab kurang terasa sempurna, dan sebaliknya jilbab tanpa akhlak juga kurang terasa sempurna.  ๐ŸŒป๐ŸŒป๐ŸŒป



Jangan lupa menutup aurat dan perbaiki akhlak ukhti!๐ŸŒป๐Ÿ“.
Semoga informasi yang aku berikan ini dapat bermanfaat bagi kita semua untuk dunia dan di akhirat, Aamiin :)


Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarokatuh๐ŸŒป.







Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Haji dan Wakaf